CERPEN KESEHATAN "OH, TERNYATA"

Cerpen ini merupakan salah satu dari tugas individual mata kuliah Promosi Kesehatan Semester 3 di FKM Undip. Dosen pengampu mata kuliah ini yaitu bapak Priyadi Nugraha P., S.KM, M.Kes. Sayang kalau tidak di share, hehe. ya walaupun pasti masih banyak kekurangan dalam cerpen ini.. Semoga bermanfaat :)

Cerita sedikit ya.. jadi dalam proses pembuatan cerpen ini membutuhkan waktu yang cukup lama jika dilihat dari setor judul hingga selesainya tulisan, hoho.. karena memang ide nya yang agak lama. tapi saat udah dapat ide, alhamdulillah hanya sekitar 2 jam sudah selesai, yaah.. kata orang : The Power Of KEPEPET.. wwkwk.. memang sih, masih punya kebiasaan buruk yatu : DEADLINERS.. Tapi Alhamdulillah, saya bersyukur walaupun deadiners, tetap selesai,, hehe..

Udah ceritanya sampai sini aja ya.. Silahkan dinikmati dan temukan hikmahnya :) Kritik dan saran sangat ditunggu, di komen ya guys.. Terima kasih ^^



OH, TERNYATA




“Ma, sarapannya kok belum siap sih? Nanti dedek ketinggalan bus sekolah nih”
“Ma...
“Ma....
Saat itu waktu menunjukkan pukul 06.40 padahal bus sekolah biasanya sampai di depan rumah pukul 06.45 WIB. Aku yang duduk di bangku kelas 5 SD memang masih manja sekali. Apalagi dengan mama. Maklum lah, aku adalah anak bungsu, papa sudah meninggal sejak aku duduk di kelas 1 SD dan kakak laki-lakiku yang baru duduk di semester 1.
Aku dengan egoisnya mencari dimana mama berada. Aku mencari di dapur, ruang tv, tapi aku tak menemukannya. Akhirnya aku melangkahkan kaki ke kamar mama. Aku melihat mama masih memakai mukena setelah sholat subuh, dan membaringkan tubuhnya di kasur dan tertidur sambil memegang perutnya. Wah, sepertinya mama sedang sakit perut..Dan tidak seperti biasanya mama tidur setelah subuh.
Akupun tidak tega untuk membangunkannya, akhirnya aku pergi ke sekolah tanpa sarapan dan tanpa membawa bekal.
Bel Istirahat pertama pun berbunyi. Aku bergegas menuju kantin karena rasa lapar di perut ini sudah tidak tertahan. Lalu aku memesan 1 porsi mie instan, dan ditemani oleh dua temanku yang sedang memakan bekalnya.
“Sinta, tumben kamu nggak bawa bekal, padahal setiap hari pasti dimasakin sama mama kamu” tutur dea.
“Iya nih sinta, padahal mama kamu itu pasti memilihkan menu yang bergizi buat kamu dan pastinya enak-enak, nggak kayak aku dimasakin bekal oleh pembantu, bukan mama sendiri yang masak.” Tambah ria.
Belum sempat aku menjawabnya, eh si Dea menambahkanlagi “Loh, kok kamu malah beli mie instan sih, itu kan makanan yang sangat dilarang sama mama kamu, sinta..”
“Hm.. iya lagi pengen makan mie aja, mamaku lagi sakit”. Jawabku singkat.
“Hm..semoga cepat sembuh ya, salam buat mama mu” ucap Dea.
“Wah, mama kamu sakit mungkin gara-gara kecapek`an meladeni kamu sinta, kamu sering minta ini minta itu, buatin ini buatin itu,” tutur Ria.
“Eh iyaa kali sinta, mama kamu pasti kecapek`an gara-gara kamu, jangan manja-manja ya jadi orang.”
“Hm..kata siapa,aku ga manja kok.. udah ah aku jadinya malas makan disini” aku langsung meninggalkan mereka dan kembali ke kelas tanpa menghabiskan separo mie instanku.
“eh eh.tunggu”.. cegat si Dea dan Ria bersamaan. Namun karena terlanjur kesal aku tidak menghiraukan mereka.
Memang, mereka berdua adalah teman dekatku dari kelas 1 SD, dan mereka sering main ke rumah, jadi sedikit banyak telah tahu sifat-sifatku.
Aku pun pulang sekolah dengan memikirkan banyak hal. Ya, banyak kata-kata yang terngiang-ngiang di kepalaku. Apa aku ini termasuk manja ? apa mama sakit karena ulahku, terlalu capek mengurusku. Ah, mungkin mama salah makan saja sehingga perutnya sakit.
Saat tiba di rumah, aku mencari mama.. Kok di dapur tidak ada makanan sama sekali, padahal aku seharian belum makan, hanya makan setengah porsi mie instan.
“Ma... ma... mama dimana ? kok tidak ada makanan di dapur yaa ma ?? Ma?
Aku mencari mama di sekeliling rumah, tapi aku tak menemukannya. Hampir saja aku menelfon kakak, tiba-tiba tante lia, adik ipar mama datang ke rumah.
“Sinta, mama kamu lagi di rumah sakit sekarang, cepat kamu ganti baju dan ikut tante kesana. Kakakmu sudah ada disana sejak tadi” Aku langsung kaget, kok mama bisa sampai separah itu ya di rawat di rumah sakit ?
Setelah tiba di rumah sakit, aku melihat mama yang sedang berbaring sangat pucat sekali, baru pertama ini aku melihat wajah mama pucat seperti itu. Padahal keseharian mama selalu terlihat sehat dan kuat. Setelah bangun, mama langsung mandi lalu sholat subuh, setelah itu bergegas menuju dapur untuk membuatkan sarapan aku dan kakak. Tak hanya membuatkan sarapan, mama juga pasti membawakan ku bekal.
Memang, dalam hal makanan mama selalu berhati-hati, dan memberiku makanan yang sehat dan bergizi. Mama tidak mau anaknya jajan sembarangan di sekolah. Jadi aku termasuk anak yang jarang sekali terkena diare, daripada teman-temanku yang lain yang sering jajan sembarangan.
Walapun kami dari kelurga sederhana, terlebih sejak meninggalnya papa saat aku duduk di bangku SD. Rasanya mama sekaligus menjadi papa bagi kami. Banyak hal yang diurusi oleh mama. Namun, walaupun kami dari keluarga sederhana, mama pasti membeli buah dan di letakkan di kulkas. Setiap hari kami harus bahkan wajib untuk memakan buah yang telah di sediakan oleh mama.
Setelah sarapan, mama membersihkan rumah, menyapu mengepel, lalu mencuci baju dan menjemurnya. Kemudian mama menjaga toko baju kami yang berada tepat di depan rumah. Ya semenjak papa meninggal, mama menjadi tulang punggung keluarga. Tak hanya mengandalkan uang pensiunan papa saja, tapi mama juga membuka toko baju untuk menambah penghasilan.
Tiba-tiba di tengah lamunanku, tante lia bertanya.
“Sinta, kamu sudah kelas berapa?”
“hm.. kelas 5 SD te. Ada apa ya te ?”
“Sinta, kamu merasa ga kalau kamu itu terlalu manja. Ini, itu, semuanya mama kamu yang ngurusin. Pernah tidak kamu bantu mama kamu? Bantu menyapu rumah, mengepel, bantu cuci piring, dsb.”
“pernah te” aku jawab dengan singkatnya.
Sebenarnya mama sering menyuruhku dan mengajariku cara menyapu, mengepel, cuci piring, dsb. Namun aku yang merasa masih kecil enggan melakukannya. Biasanya kakak yang sering bantu mama.
“Pernah, sekali..” jawab tante lia.
“Sinta, tau tidak mama kamu sampai di opname karena kamu. Tekanan darah mama kamu rendah sekali, itu tandanya mama kamu kecapekan sampai-sampai dia drop.” Tambah tante lia.
“iya te, maaf” jawabku
“Kok cuma maaf, kamu harus janji sama tante, kamu ngga boleh manja lagi dan mau membantu mama kamu”
“iya te” aku menunduk lalu tak terasa cairan bening keluar dari mataku.

Oh, ternyata selama ini aku anak yang manja, sering menyusahkan mama. Padahal mama selalu memberiku yang terbaik, terutama dalam  asupan giziku, kebersihan rumah, dsb. Mama sangat tidak ingin anak-anaknya sakit dan selalu ingin melihat kami sehat. Sampai-sampai mama menjadi drop karena mengurusiku. Andai aku sering membantu mama dan tidak menyusahkannya, pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Kejadian ini, sungguh telah mengingatkan ku. Oh mama.. terima kasih banyak.. dedek berjanji akan berubah menjadi lebih baik lagi.


Comments