Pesan PBNU untuk Pengurus Jamiyyatul Qurra wal Huffazh 2018-2023



Karawang, NU Online
Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mujib Qulyubi menegaskan bahwa menghafal Al-Qur’an sudah menjadi ruh keagamaan NU. Sejak dulu, tak sedikit penghafal dan ahli bacaan Al-Qur’an dari kalangan Nahdliyin.
 
Namun, menghafal Al-Qur’an ini tengah menjadi tren di kalangan non-NU sehingga ia khawatir bakal terkapitalisasi. Oleh karenanya, ia meminta kepada pengurus baru Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) agar mengemas pengajaran Al-Qur’an dengan baik.
 
“Saya kira salah satu tugas pengurus yang baru terpilih dari kongres ini mengaktualisasikan Al-Qur’an itu serta mengemas dengan baik sesuai kebutuhan masyarakat,” ujarnya kepada NU Online usai penutupan Kongres Kelima, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Antarpondok Pesantren Kedelapan, dan MTQ Internasional Kedua di Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah 3, Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, pada Ahad (15/7) malam.
 
Di samping itu, ia juga menegaskan bahwa hafal Al-Qur’an tidak menghendaki diri merasa paling benar, paling takwa, dan paling beribadah. 

“Saya kira itu juga bukan tradisi NU,” ujarnya.
 
Sebab, hafal Al-Qur’an merupakan ibadah tersendiri. Terlebih kegiatan khataman, katanya, setiap hari selalu ada. 

“Dan enggak ada kesombongan sedikit pun. Gitu,” ucap Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) itu.
 
Lebih lanjut, Kiai Mujib menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus mengetahui bahwa MTQ berasal dari NU. 

“Itu kreasi para pendahulu NU untuk menyatukan antara ajaran agama dengan tradisi lokal dengan arif dan bijaksana itu,” katanya.
 
Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa pengurus baru JQHNU harus mengungkap sejarah perjalanan JQH. “Saya kira tugas pengurus baru saat ini adalah menelusuri sejarah,” tuturnya.
 
Terkahir, ia meminta JQHNU agar dapat menanamkan rasa senang terhadap Al-Quran kepada anak-anak. Hal ini, katanya, mesti tumbuh dari NU, sebab hari ini sudah bergeser.
 
Sebagai salah satu banom tertua dan memberikan berkah dunia akhirat di NU, menurutnya, JQH harus diopeni betul. Oleh karenanya, JQH harus didukung bareng-bareng, katanya.
 
“Semua elemen harus membangun JQH,” pungkasnya. (Syakir NF/Abdullah Alawi)

Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/93054/pesan-pbnu-untuk-pengurus-jamiyyatul-qurra-wal-huffazh-2018-2023

Comments